Kontributor dan penulis: Syamsul Anwar,S.E.,M.M (Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang dan Ketua Bidang Eksternal 1001buku)
Tangerang Selatan– tangseldayly.com. 1001buku sebuah komunitas yang mengumpulkan buku untuk kemudian mendistribusikannya ke ratusan taman baca independen di seluruh Indonesia berdiri pada 2002 lalu.
Diberi nama komunitas 1001buku, komunitas ini awalnya didirikan oleh Ida Sitompul, Santi Soekanto, dan Upik Djalins pada 2002, namun baru benar-benar dirilis secara umum pada 10 Januari 2003.
Dan saat ini komunitas 1001buku menginjak usia 19 tahun dengan jumlah anggota pengurus yang tak lebih dari 10 orang.
Kata Dwi sebagai ketua Yayasan, ia dan kawan-kawan relawan di komunitas kerap berseloroh bahwa mereka tak ubahnya para ‘pemulung buku’.
“Kami mengumpulkan buku-buku dari berbagai pihak seperti perusahaan, perorangan, dan disortir untuk kemudian disitribusikan ke taman baca jaringan,” imbuh Ama sebagai ketua komunitas
Buku yang menjadi prioritas adalah buku bacaan anak dan buku ilmu pengetahuan, tapi seiring berjalannya waktu, kebutuhan jenis buku juga semakin luas.
“Kami awalnya lebih prioritas buku anak dan ilmu pengetahuan. Tapi kemudian lebih bervariasi lagi ada yang minta buku keterampilan, buku motivasi diri,” tambahnya.
Sistem donasi buku biasanya dilakukan terpusat. Calon donator cukup mengirimkan buku yang hendak mereka sumbangkan ke alamat baru organisasi di Perumahan Cendana Residence, blok i10-38 Pondok Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15416. Atau bisa juga menyalurkan dananya ke rekening Bank Mandiri atas nama Yayasan 1001buku: 124 000 618 2530.
“Kalau dari perusahaan biasa mereka kasih dalam bentuk uang cash lalu kami belikan buku,” imbuhnya.
Tidak lebih dari 3 bulan, Komunitas 1001buku biasa mengirim buku dengan jumlah 100 sampai 150 bahkan lebih dari itu kepada sekitar 25 taman baca secara bergilir.
Jadi, bisa dipastikan sudah ribuan bahkan ratusan ribu buku tertampung di komunitas 1001buku, lalu tersebar ke seluruh Indonesia. Dan hingga kini ratusan ribu buku sudah terdistribusi, “Membawa anak-anak dipelosok negeri melihat dunia.’
Ada taman baca yang melalui buku mencoba mengedukasi masyarakat yang selalu terjerat rentenir, ada taman baca yang melalui buku menyebarkan perdamaian ke anak-anak di tempat-tempat rawan konflik dan penuh ujaran kebencian, ada taman baca yang dengan literasi membuat ibu-ibu rumah tangga dapat menghidupi keluarganya, ada taman baca yang rajin berkeliling pulau-pulau kecil dengan box yang berganti, dan lain-lain,” kisah Muhammad Akbar.
“Mempelajari bagaimana trik mereka berjuang saja sudah membuat kita semangat untuk men-support mereka dari kota besar,” lanjut dia. Perjuangan para relawan tak berhenti sampai di situ. Mereka juga melakukan survei untuk mengetahui taman baca yang tidak bisa dilalui dengan menggunakan kendaraan bermotor.
“Teman-teman yang lain, saat survei bisa mendapati taman baca yang ada jauh di gunung. Di tengah hutan yang hanya bisa dilalui jalan kaki berjam-jam. Ke pulau yang harus melalui 12 jam naik perahu,” kata Muhammad Akbar
Bahkan ditahun 2020 1001buku telah menyalurkan 7.338 buah buku bacaan, 181 buah buku pelajaran, majalah sebanyak 420 buah dan 438 lainnya.
Untuk bisa berpartisipasi di komunitas 1001buku, entah sebagai donatur atau relawan, kamu hanya perlu mengikuti aktifitas mereka melalui media sosial Instagram, Twitter dan Facebook @1001buku.S /SA/