OPINI 17 APRIL 2021
Penulis : Betris Nurmala Sari
Mahasiswi Teknik Informatika Universitas Pamulang

Opini– Setiap orang tua pasti ingin anaknya sukses, menjadi anak yang pintar cerdas dan berpendidikan. Akan tetapi terkadang orang tua tidak sadar terlalu menekan dan memaksakan kehendak pada anak mereka dengan dalih kebaikan. Apakah itu salah ? Tidak, itu adalah sifat alami orang tua yang ingin anaknya sukses, tetapi jika memaksa berlebihan itu akan mengganggu mental anak. Hampir setiap anak pernah mengalami masa dimana orang tua lebih dominan/ mengatur mereka. Seperti contoh saat masih duduk di bangku sd setiap pembagian rapor terkadang sebagian orang tua akan membandingkan hasil rapor anaknya dengan temannya yang memiliki nilai yang lebih bagus dan sering kali memaksa anaknya untuk belajar akademis yang mereka nilai kurang. Di sini kita harus tahu setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, jadi membandingkan kemampuan anak adalah hal yang salah. Pernahkah kamu mengalaminya? Apa dampak memaksakan kehendak pada anak? Tahukah kamu apa yang akan terjadi bagi kesehatan mental dan perkembangan karakternya?
Orang tua yang memiliki pola asuh memaksa akan cenderung tidak memberikan anak kebebasan anak dalam berkreasi, inovasi dan imajinasi dalam pola pikir mereka sehingga anak memiliki pandangan yang tidak luas dan bergantung pada titah orang tua. Jika orang tua menerapkan pola asuh seperti ini, akan ada cukup banyak dampak negatif bagi tumbuh kembang dan pembentukan karakter anak. Berikut ini dampak menerapkan pola asuh memaksakan kehendak pada anak:
- Sulit dan merasa takut dalam menyampaikan pendapat. Orang tua yang suka memaksakan kehendak akan membuat anak cenderung takut untuk mengemukakan pendapat ketika memasuki sekolah/kerja. Sebab, orang tua mereka tidak memberikan mereka ruang untuk berdiskusi. Sehingga membuat anak merasa takut ketika akan menyuarakan pendapatnya.
- Tidak merasa percaya diri akan kemampuannya. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak bisa membuat keputusan sendiri atas apa yang mereka mau. Sebab sejak kecil mereka terbiasa mengikuti semua hal yang dikatakan dan diputuskan oleh orang tuanya. Seakan tidak mempunyai motivasi dan pendirian yang kuat dalam hidupnya.
- Mengganggu kesehatan mental. Orang tua yang terbiasa memaksakan kehendak dan mengontrol kehidupan anak akan membuat anak tidak bahagia dan terkena depresi.
Setiap anak memiliki pemikiran yang berbeda berdasarkan apa yang mereka lihat dan ditanamkan sejak kecil. Jangan pernah memaksakan kehendak pada anak, sebaiknya anak diajak untuk berdiskusi dan berkomunikasi tentang apa yang mereka inginkan selama keinginannya positif dukunglah mereka. Orang tua tentu boleh memberikan kritikan yang membangun agar anak tetap semangat berjuang apa yang menjadi keinginan. Walaupun tak sepemikiran, cobalah untuk pahami dan jangan memberikan kritikan yang bersifat menyudutkan anak.

photo by CoChild on Pexels.com
Berilah mereka kesempatan untuk menentukan apa yang mereka inginkan untuk hidupnya, kesempatan untuk mengenal dunia luar dan mengekspor apa yang mereka suka. Dan kesempatan untuk mengetahui tujuan apa yang benar-benar mereka inginkan untuk masa depannya. Yakinlah anak bisa bertanggung jawab atas apa yang mereka pilih. Komunikasi menjadi peran yang sangat penting antara orang tua dan anak untuk lebih saling mengerti. Jangan lagi memaksakan kehendak pada anak, biarkan mereka berkembang dan menggali pengalaman mereka dengan bebas tanpa adanya keterpaksaan.