OPINI 22 APRIL 2021
Penulis: Septiyani Mardiyana
mahasiswi Teknik Informatika UNPAM
Opini- Saat ini kita semua menjalani kehidupan di era di industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi di berbagai aspek kehidupan. Hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat bersinggungan dengan kemajuan teknologi. Hal ini bertujuan untuk membantu mempermudah setiap aktivitas yang terjadi di masyarakat baik secara pribadi maupun secara luas. Salah satu kemajuan teknologi yang sedang menjadi perbincangan hangat ialah penerapan kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan atau yg lebih dikenal dengan sebutan Artificial Intelligent (AI) merupakan suatu perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi. Kecerdasan buatan merupakan suatu kemampuan yang ditambahkan ke dalam sebuah sistem yang menyebabkan sistem tersebut dapat bertindak atau berperilaku seperti manusia. Penerapan kecerdasan buatan saat ini tidak hanya berlaku pada satu bidang saja, melainkan hampir di seluruh bidang yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Perkembangan penerapan kecerdasan buatan sangat lah pesat pada satu dekade belakangan ini, dan penerapannya sendiri hampir merata di seluruh negara di dunia contohnya Eropa dan AS. Kedua negara tersebut dapat disebut sebagai pionir dalam hal penerapan kecerdasan buatan ini. Penerapannya meliputi beberapa bidang seperti pada bidang pendidikan, ekonomi, hingga di bidang pertahanan nasional.
Penerapan kecerdasan buatan di Indonesia saat ini masih dapat dikategorikan dalam rendah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia yang mendukung, serta terbatasnya dana investasi untuk pengembangan. Penerapan kecerdasan buatan di Indonesia saat ini dapat dirasakan di beberapa bidang seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, manufaktur, jasa, dan bidang lainnya. Pada bidang pendidikan, kecerdasan buatan diterapkan untuk mempermudah proses belajar mengajar, dikarenakan baik guru ataupun siswa dapat mengunduh bahan pembelajaran yang akan digunakan dari berbagai sumber di seluruh dunia. Pada bidang kesehatan salah satunya digunakan dalam diagnosis penyakit kanker dan retinopati diabetik. Pada bidang manufaktur, lebih banyak diterapkan di lini produksinya. Contohnya pada pabrik-pabrik pembuatan mobil maupun motor, obat-obatan, dan elektronik saat ini sudah menggunakan robot atau mesin pada proses produksinya. Penggunaan robot atau mesin itu sendiri pada bidang industri diharapkan mengurangi human eror pada saat produksi dan meningkatkan kualitas produksi. Selain itu juga penggunaan robot juga dapat mempercepat waktu produksi sehingga perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dengan cepat.
Contoh penerapan di atas juga menjelaskan dampak positif yang dapat kita rasakan saat ini. Namun tidak hanya dampak positif yang ditimbulkan dari penerapan ini melainkan juga akan timbul beberapa dampak negatif yang dirasakan oleh sebagian kalangan masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkan dari penerapan kecerdasan buatan salah satunya yaitu bergesernya fungsi atau pekerjaan manusia digantikan oleh robot. Contoh pertama yaitu pekerjaan customer service saat ini sudah banyak menggunakan sistem bot atau robot yang bisa membalas pesan sesuai permasalahan yang dihadapi oleh customer. Contoh yang kedua, pelayan pada sebuah restoran yang digantikan oleh robot. Menurut Presiden Konfederesi Serikat Pakerja Indonesia (KSPI) Said kepada CNBC Indonesia ”robotisasi menjadi ancaman dalam 3-5 tahun ke depan akan terjadi PHK 30% dari total karyawan yang ada di suatu perusahaan yang sudah menggunakan robot. Hal ini mengakibatkan terjadinya kekhawatiran banyak masyarakat akan kehilangannya mata pencarian mereka dalam waktu beberapa tahun ke depan. Tak hanya itu dampak negatif penerapan kecerdasan buatan, dampak lain yang dirasakan adalah perubahan kepribadian setiap masyarakat yang semakin ketergantungan terhadap teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga muncullah sifat malas akan mengeluarkan kemampuan berfikir dan menanamkan sifat instant akan hal apapun sehingga semakin lama kemampuan berfikir mereka akan berkurang secara bertahap.
Perkembangan penggunaan kecerdasan buatan di era industry 4.0 akan seimbang apabila diimbangi dengan peningkatan kemampuan yang dimiliki masyaraka, sehingga tenaga kerja manusia tidak akan kalah dari tenaga kerja robot atau mesin. Akan tetapi kenyataannya saat ini jumlah masyarakat produktif yang memiliki keterampilan tinggi di Indonesia masih sangatlah kurang, dikarenakan minimnya pengetahuan dan pelatihan yang di miliki masyarakat akan teknologi. Maka dari itu hal tersebut merupakan PR atau tugas untuk pemerintah dalam mengembangkan kecerdasan buatan di era industry 4.0 di Indonesia agar kecerdasan buatan dapat berjalan seimbang dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
Septiyani Mardiyana
Alamat : Jalan Cilenggang 1 No. 7 Rt 04/02 Kel. Cilenggang Kec. Serpong Tangerang Selatan- Banten