OPINI 22 APRIL 2021
Penulis: Mokhamad Yusron Rafi
Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Pamulang
Opini- Pada saat ini perkembangan teknologi tumbuh pesat dan membuat sesuatu lebih praktis serta cukup mudah untuk dikerjakan termasuk sistem gerbang tol yang sebelumnya dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu serta proses yang lama karena adanya interaksi antara penjaga gerbang tol dan pengendara kendaraan. Kadang terjadinya interaksi inilah yang dapat menimbulkan padatnya antrian kemacetan yang panjang. Selain itu, sistem gerbang tol secara manual membutuhkan kertas atau struk sebagai bukti pembayaran jalan. Akibatnya kertas-kertas bukti pembayaran ini menimbulkan sampah yang dibuang secara sembarangan oleh pengguna kendaraan, sehingga tampak berserakan di sekitar gerbang tol.
Kemajuan teknologi sekarang yang terus berkembang memungkinkan kita untuk meminimalisasi segala permasalahan yang ada pada sistem gerbang tol sekarang saat ini sudah menggunakan transaksi secara otomatis dengan cara tapping kartu tanpa adanya interaksi dengan penjaga gerbang tol. Kemudian dari hal ini masih adanya kekurangan yaitu kita tetap harus berhenti dan membuka jendela kendaraan untuk melakukan tapping kartu sedikit kemajuan tapi tetap akan membutuhkan waktu atau ada kemungkinan kartu akan terjatuh dan pasti akan menyebabkan antrian yang panjang. Kelemahan atau masalah yang terjadi di atas saat ini sudah dilakukan simulasi uji coba oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan Business Process Reengineering (BPR) mengubah cara mendasar di mana organisasi beroperasi, layanan pembayaran gerbang tol dengan menggunakan stiker berteknologi Radio Frequency Identification (RFID).
Apa itu Radio Frequency Identification (RFID)? RFID adalah sebuah metode atau teknologi identifikasi berbasis gelombang radio (radio frequency). Kemajuan teknologi ini mampu mengidentifikasi berbagai obyek secara simultan tanpa diperlukan kontak secara langsung. Teknologi Auto-ID (Automatic Identification) saat ini banyak dikembangkan untuk peningkatan keamanan dan kepraktisan dalam penyimpanan dan pembacaan identitas. Bar Code, Biometric (Fingerprint dan Scan Retina), identifikasi suara dan sistem OCR (Optical Character Recognation) serta RFID (Radio Frequency Identification) termasuk golongan tekonologi Auto-ID. Tetapi sebagian contoh dari teknologi Auto-ID tersebut masih memerlukan campur tangan manusia walaupun terbatas untuk menangkap data identitas itu, namun tidak demikian halnya dengan RFID karena menggunakan Radio Frequency Identification.
RFID dikembangkan sebagai pengganti atau penerus teknologi barcode. Ini disebabkan karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan penggunaan barcode. RFID mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode, dikarenakan faktor harga tetapi dalam beberapa kasus nantinya penggunaan RFID akan sangat berguna. Terdapat banyak tipe teknologi RFID, sehingga diperlukan pertimbangan yang tepat untuk memilih satu tipe yang sesuai dengan aplikasi yang akan dibangun. Hal ini penting agar sistem berbasis RFID tersebut dapat efektif dan efisien, yaitu dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.
RFID (Radio Frequency Identification) merupakan sebuah alat yang bekerja dengan memanfaatkan gelombang frekuensi transmisi radio untuk menyampaikan data yang berisi kode nomor yang sifatnya unik. Teknologi ini memiliki kelebihan karena cara penyampaian datanya yang dilakukan tanpa bersentuhan kontak tertentu seperti magnetic card pada ATM dan mampu bekerja di setiap kondisi lingkungan.
Untuk menggunakan komunikasi dengan RFID setidaknya diperlukan minimal 3 peralatan yang akan digunakan, yaitu adanya RFID tag, RFID reader dan sebuah Komputer atau Smartphone.
- RFID tag: adalah alat yang berfungsi sebagai penyimpan data untuk identifikasi atau alat yang menempel pada objek yang akan didentifikasi.
- RFID reader: merupakan alat yang berinteraksi dengan RFID tag dan berfungsi untuk membaca data dari RFID tag dengan menggunakan gelombang frekuensi.
- Komputer atau Smartphone:yang berisikan perangkat lunak yang mampu menunjukkan data hasil pembacaan RFID reader terhadap RFID tag.
Ilustrasi – Uji coba gardu tol khusus pengguna aplikasi sistem transaksi single lane free flow bernama FLO di Gerbang Tol Cengkareng, Jakarta. /Dokumentasi Jasa Marga/ANTARA/ANTARA
PT Jasa Marga (Persero) Tbk sedang menguji transaksi tol nirsentuh atau touch-less transaction Single Lane Free Flow (SLFF). Secara teknis seperti ini, pemasangan stiker bernama “Let it Flo” atau yang dikenal FLO yang dilengkapi dengan sebuah teknologi RFID harus ditempelkan pada headlamp atau mika lampu depan mobil atau stiker ini bisa disebut RFID tag. Penempatan itu ditunjukan agar mesin sensor / RFID reader gerbang tol dapat menerima frekuensi dari stiker dan membaca data dari RFID tag untuk membuka pintu gerbang tol secara otomatis. Pemasangan stiker FLO pada bagian headlamp mobil juga menjadi alasan, karena bagian lampu utama merupakan satu-satunya bagian pada mobil yang tidak mengandung bahan logam dan metal yang bisa mengganggu RFID.
Selanjutnya teknologi transaksi tol nirsentuh juga membutuhkan Smartphone yang berisikan perangkat lunak (software) aplikasi khusus bernama FLO di PlayStore atau AppStore yang harus diunduh oleh pengguna di smarphone berfungsi untuk mengaktifkan dan melakukan pembayaran tol melalui server yang terkoneksi dengan teknologi RFID. Seperti aplikasi dompet digital yang sudah ada sebelumnya, aplikasi FLO dapat merekam riwayat transaksi yang sudah digunakan hingga isi ulang saldo.
Kelebihan teknologi RFID dalam gerbang tol adalah:
- Data yang didapat akan tersimpan secara otomatis.
- Ukuran RFID kecil sehingga bisa ditanam diberbagai macam barang.
- Lebih unggul dibanding sistem manual dan hemat waktu.
- Cepat dalam memindai data sehingga tidak terjadi antrian yang panjang.
- Mudah digunakan dalam melakukan transaksi penggunaan tol.
- Mudah memindai informasi karena bentuk dan bidang objek tidak akan mempengaruhi pembacaan data.
Kekurangan teknologi RFID dalam gerbang tol adalah kurangnya gerbang tol karena hanya (gate) gerbang tol tertentu yang memiliki petunjuk FLO yang bisa digunakan. Contoh: di gerbang tol Taman Mini ada 8 gate, hanya 1 gate yang menerima penggunaan transaksi menggunakan FLO.
Teknologi RFID dirancang untuk mempermudah proses identifikasi yang pada dasarnya untuk mempermudah proses yang makin berkembang kebutuhannya, RFID juga sudah diuji coba untuk penggunaan pada point-of-sale yang menggantikan metode pembayaran transaksi tol dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning. Hal ini tetapi harus dibarengi dengan turunnya harga RFID tag atau pemasangan stiker FLO agar bisa digunakan secara luas di masyarakat. Sehingga lebih cepat dan hemat waktu dalam melakukan transaksi pembayaran tol dari pada metode yang sudah ada sebelumnya.
Nama : Mokhamad Yusron Rafi
No. Telepon : 081381601954
Alamat : Perumahan Pondok Benda Indah Blok S no.7 Rt 008 Rw 015 Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Universitas : Universitas Pamulang.
Social Media : Facebook: Mokhamad Yusron Rafi
Instagram: yusronrafi23
Terimakasih media tangseldaily yang sudah membantu publish opini.