OPINI
09/05/2024
Oleh: Nailah Chafa Fanecha
Apa itu kriminologi? Kriminologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari fenomena kejahatan, individu yang melakukan tindakan kejahatan, individu yang menjadi korban kejahatan, dan respon masyarakat terhadap kejahatan. Kriminologi menggunakan beberapa metode penelitian untuk memahami seluk-beluk fenomena kriminal. Metode penelitian yang digunakan dalam disiplin kriminologi meliputi survei, analisis statistik, observasi lapangan, dan studi kasus. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemahaman kita tentang penyebab utama perilaku kriminal dan mengembangkan strategi yang efisien untuk pencegahan kejahatan.
Apa itu filsafat? Filsafat adalah pemeriksaan terhadap elemen-elemen dasar kehidupan dan alam semesta, yang mencakup penyelidikan tentang keberadaan, kognisi, nilai, etika, dan aktualitas. Filsafat mencakup tiga cabang yang berbeda: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ontologi adalah disiplin ilmu filsafat yang menyelidiki sifat dasar kehidupan dan realitas. Epistemologi adalah disiplin ilmu filsafat yang mengkaji esensi, sumber, dan batas-batas pengetahuan. Aksiologi adalah disiplin ilmu filsafat yang berfokus pada pemeriksaan nilai dan proses penilaian.
Filsafat memiliki kedudukan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan kriminologi di Indonesia. Meskipun kriminologi pada dasarnya adalah ilmu tentang kejahatan dan perilaku kriminal. Namun, filsafat ontologi membantu dalam membentuk pemahaman tentang sifat kejahatan, realitas sosial, dan keberadaan entitas kriminologi di Indonesia. Berikut adalah beberapa cara di mana filsafat ontologi berkontribusi dalam perkembangan ilmu kriminologi di Indonesia.
1. Pemahaman tentang sifat kejahatan: Ontologi membantu dalam mempertanyakan sifat kejahatan itu sendiri. Hal ini mencakup pertanyaan tentang apakah kejahatan terjadi secara alami atau disebabkan oleh faktor sosial dan lingkungan. Pemahaman ontologi tentang sifat kejahatan memengaruhi cara penelitian dan pemikiran tentang bagaimana kejahatan dapat dijelaskan dan dikendalikan di Indonesia.
2. Realitas sosial: Untuk memahami realitas sosial Indonesia, seperti faktor-faktor budaya, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi kejahatan, ontologi membantu kriminologi mempelajari dinamika sosial yang berkontribusi pada tingkat kejahatan dan upaya untuk mengatasi masalah kejahatan di masyarakat.
3. Perspektif tentang agensi struktur: Dalam kriminologi di Indonesia, ontologi membantu memahami hubungan antara agensi individu dan struktur sosial. Pertanyaan ontologi tentang sejauh mana individu memiliki kontrol atas perilaku mereka sendiri dalam konteks struktur sosial yang lebih luas mempengaruhi cara penelitian dan intervensi kriminologi.
4. Implikasi untuk penelitian dan kebijakan: Pemahaman ontologi tentang sifat kejahatan dan realitas sosial di Indonesia sangat membantu dalam menciptakan penelitian yang relevan dan kebijakan tentang masalah kejahatan. Ini melibatkan pengakuan terhadap kompleksitas fenomena kriminologi dan upaya untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan konteks lokal.
Kesimpulannya, sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat atau kenyataan, Ontologi memainkan peran penting dalam perkembangan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, ontologi membantu memahami dan mendefinisikan sifat, asal-usul, dan sifat kejahatan. Para ilmuwan kriminologi dapat mengembangkan teori-teori yang lebih solid dan relevan saat menganalisis fenomena kejahatan di Indonesia dengan mempelajari ontologi. Pemahaman ontologi juga membantu dalam membuat kebijakan dan strategi intervensi yang lebih baik untuk menangani masalah kriminal. Oleh karena itu, tidak dapat diabaikan betapa pentingnya ontologi dalam ilmu pengetahuan kriminologi di Indonesia, karena ontologi memberikan landasan filosofis untuk kemajuan ilmu pengetahuan tersebut