Keteladanan Nabi Muhammad SAW bagi Generasi Sekarang

OPINI

10/05/2024

Elda Almaida Rohima

photo of a white muslim mosque
Photo by Mohamad Tamer on Pexels.com

Seperti yang kita ketahui Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan yang baik bagi umat manusia. Beliau pun memiliki sifat yang sangat mulia sejak masih kecil, bahkan sampai detik inipun Nabi Muhammad SAW terkenal akan kerendahan hati, kebaikan serta kejujurannya. Dari semua sifat terpujinya beliau pun mendapatkan gelar Al-Amin yang artinya dapat dipercaya.

Sebenarnya banyak sekali keteladanan Nabi Muhammad SAW bagi generasi milenial yang patut kita contoh dan sangat relevan. Ada 4 sifat utama dalam keteladanan Nabi Muhammad SAW yang sudah seharusnya kita juga meneladaninnya, yaitu:

  • Siddiq, yang artinya benar. Nabi Muhammad SAW harus selalu menyampaikan kebenaran dan tidak akan berbohong. Perbuatan dan ucapannya merupakan bentukan isi dari Al-Qur’an.
  • Amanah, yang artinya dapat dipercaya. Seorang rasul tidak akan pernah sekalipun menipu. Ketika sudah berucap janji, maka harus ditepati. Jika tidak menepati janji yang telah kita ucapkan maka akan menjadi dosa besar.
  • Fathonah, yang artinya cerdas. Seorang rasul harus memiliki kecerdasan yang tinggi. Bagi generasi milenial memiliki sifat fathonah berarti memiliki kecerdasan yang memungkinkan individu untuk berpikir kreatif, inovatif, dan adaptif dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan dinamis.
  • Tabligh, yang artinya menyampaikan. Kita, sebagai generasi milenial sudah seharusnya untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan kepada orang lain.

Salah satu hal sederhana yang bisa kita temui dari keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah dari caranya bertutur kata yang lemah lembut dan tidak pernah ada satupun ucapan untuk menyakiti, menyudutkan bahkan bersifat diskriminatif. Pun, juga dengan ucapannya untuk orang-orang yang membencinya tidak pernah ada sekalipun menyakiti orang lain, justru yang keluar dari mulutnya adalah doa-doa agar orang-orang yang membencinya atau menyakitinya berubah menjadi tidak membencinya atau menyakitinya dan berharap untuk bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Di era milenial ini seringkali kita menuturkan ucapan-ucapan yang tidak pantas dan bahkan tidak jarang pula kita menebar ujaran kebencian hanya karena suatu hal yang sepele dan tidak sedikit pula orang yang berani menebar kebencian di dunia nyata maupun di dunia maya tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain seperti apa.

Banyak orang yang sibuk mencari kejelekan orang lain dibanding mencari kebaikannya hanya untuk kepuasan tersendiri agar terlihat keren dan hebat di mata orang lain. Padahal ini adalah suatu perbuatan yang salah dan sangat tidak terpuji, sudah seharusnya kita bisa  menjaga atau mengkontrol lisan dan bertutur kata yang baik kepada sesama. Tidak ada salahnya untuk lebih sering lagi mengucapkan hal-hal yang baik daripada berkata yang bisa menyakiti hati orang lain.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mempunyai tingkat kesabaran yang sangat amat tinggi dibandingkan kita, umatnya sendiri. Ketika Nabi Muhammad SAW disakiti oleh orang lain, beliau tidak pernah sedikitpun ada niatan untuk membalasnya, yang ada malah menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi cobaan dan provokasi.

Kesabaran ini sudah selayaknya dapat dijadikan contoh bagi generasi milenial yang sering kali terprovokasi oleh berita hoax dan pesan kebencian di media sosial. Hanya karena satu ujaran kebencian bisa membuat orang lain hilang akal bahkan tidak segan untuk melakukan hal-hal yang sudah dilarang dalam agama.

Kerukunan juga menjadi salah satu hal yang penting bagi generasi milenial. Pasalnya tanpa kerukunan, kita tidak akan bisa mencapai suatu persatuan. Selain itu, kerukunan juga salah satu cara agar kita bisa meningkatkan keimanan dan mempunyai keyakinan yang kuat akan Allah SWT dan semua ajarannya.

Kerukunan sangat ditekankan dan dianggap menjadi salah satu dari lima prinsip dasar agama yang dapat meningkatkan keimanan, kualitas hidup, keamanan dan stabilitas, kepedulian sosial, dan keberhasilan. Oleh karena itu, kerukunan sangat penting bagi Nabi Muhammad SAW dan generasi milenial untuk membangun kehidupan yang harmonis, sejahtera dan stabil.

Toleransi dan kebebasan dalam beragama menjadi salah satu suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Bagi generasi milenial sudah seharusnya kita bisa saling toleransi kepada sesama dan menghargai setiap keputusan yang ada. Kita juga tidak bisa harus selalu mementingkan diri sendiri tetapi harus juga mementingkan kepentingan masyarakat, karena pada dasarnya kita tidak bisa hidup sendiri, dan sudah di pasti membutuhkan bantuan orang lain, pun Allah SWT sudah menciptakan manusia berpasang-pasangan.

Sebagai umat muslim yang hidup di era milenial, bukan berarti kita harus meninggalkan nilai-nilai positif yang sudah diajarkan Rasulullah SAW. Semua yang diajarkan masih sangat relevan di era ini, alangkah baiknya kita harus selalu mengikuti ajaran kebaikan yang sudah diajarkan, termasuk dari caranya bertutur kata dan bersikap baik kepada sesama. Keteladanan Nabi Muhammad SAW juga memberikan pelajaran bagi kita untuk selalu berbuat baik dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia serta tidak menuntut balasan baik juga dari perbuatan baik kita agar terhindar dari rasa pamrih dan riya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Filsafat dan Krimonologi

Jum Mei 10 , 2024
OPINI 10/05/2024 Elda Almaida Rohima Filsafat adalah keinginan untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan dengan pemikiran yang sistematis dan rasional. Filsafat sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemikiran dan analisis yang logis mengenai suatu arti kata dan konsep. Hal ini dapat berfungsi sebagai suatu proses untuk mencari sebuah asas kebenaran atau […]
the thinker sculpture

You May Like