OPINI
11-05-2024
Oleh: Rania Yasmine Fadli
Universitas Budi Luhur
Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang dijaga-Nya dengan khusus, namun keistimewaan tersebut tidak membuatnya sombong. Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW dikenal karena sikap tawadhu yang luar biasa. Beliau senantiasa bersikap rendah hati di hadapan kaum mukmin pada zamannya, dengan sikap lembut, santun, menjenguk orang sakit, membantu yang lemah, berinteraksi dengan anak-anak, dan menunjukkan sifat-sifat mulia lainnya. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling mulia dan baik akhlaknya di antara umat manusia. Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, tentu kita harus meneladani sifat Nabi Muhammad SAW dengan sepenuh hati.
Salah satu sifat mulia Nabi Muhammad SAW adalah tawadhu atau rendah hati. Sifat tawadhu Nabi Muhammad SAW memiliki relevansi yang besar terhadap generasi milenial saat ini. Dengan meneladani sifat tawadhu Nabi Muhammad SAW, generasi milenial dapat memperkuat nilai-nilai kebaikan, menghadapi lika-liku dan tantangan dalam hidup dengan lebih tenang, dan membangun hubungan yang lebih harmonis dengan sesama.
Bagaimana sifat tawadhu Nabi Muhammad SAW dapat menjadi teladan yang penting bagi generasi milenial? Yang pertama kita bisa mulai dari menghargai kesederhanaan. Nabi Muhammad SAW hidup dengan sederhana meskipun beliau memiliki otoritas dan kekuasaan yang besar. Ini mengajarkan kepada generasi milenial untuk menghargai nilai-nilai kesederhanaan, mengurangi sikap konsumtif, dan belajar untuk hidup dalam keterbatasan. Atau jika memang hidup dengan kelebihan dalam hal materi pun tidak membuat kita menjadi orang yang sombong dan harus tetap menghargai sesama.
Di zaman sekarang ini, media sosial sangat mudah untuk menguasai pikiran seseorang sehingga dapat mengubah-ubah pola piker seseorang. Generasi milenial atau bahkan generasi di atasnya pun sering kali merasa terjebak dalam budaya pamer dan persaingan yang tidak sehat. Sifat tawadhu Nabi Muhammad SAW ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu memperhatikan pandangan orang lain, menghargai apa yang mereka miliki, dan bersyukur atas apa yang telah diberikan.
Sifat tawadhu juga membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Generasi milenial dapat memanfaatkan tawadhu untuk memperkuat ikatan dengan teman, keluarga, dan masyarakat secara umum, meningkatkan kualitas hubungan interpersonal mereka. Karena menurut saya, dengan meneladani sifat tawadhu ini kita bisa mengurangi berprasangka buruk terhadap seseorang, mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa iri di saat melihat seseorang bahagia, dan sifat yang tidak pantas lainnya.
Ketika menghadapi keberhasilan pun, tawadhu membantu generasi milenial untuk tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Bangga karena berhasil mencapai sesuatu itu adalah hal yang memang harus dilakukan karena kita sudah sangat berusaha hingga mencapai keberhasilan itu, namun bukan berarti kita harus menyombongkan diri karena sudah berhasil, justru hal yang harus kita lakukan tetap rendah hati karena rodak kehidupan itu terus berjalan. Di sisi lain, Ketika kita menghadapi kegagalan, tawadhu membantu kita untuk tetap tenang dan tidak terlalu terpukul, serta belajar dari pengalaman tersebut dan bisa mencobanya lagi dengan lebih baik di hari esok. Dengan meneladani sifat tawadhu, kita bisa lebih menghargai orang lain, membuat kita untuk pantang menyerah, dan membuat kita menjalani sesuatu selalu dengan hati yang ikhlas.