OPINI
10 Oktober 2024
Penulis:
Lina Marlina, S.Pd., M.Pd.
(Dosen Universitas Pamulang)
Kondisi etika dan moralitas anak-anak di Indonesia saat ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama para ahli di bidang pendidikan, psikologi, dan sosiologi. Beberapa pandangan umum dari para ahli mengenai situasi ini memberikan sorotan penting.
Seperti yang disampaikan oleh Prof. Eko Supriyanto, seorang pengamat pendidikan, globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi membawa perubahan besar dalam cara anak-anak berinteraksi dan membentuk nilai-nilai moral.
Ada Apa dengan Etika dan Moralitas Usia Remaja Siswa?
Internet dan media sosial, meskipun menawarkan manfaat edukasi dan informasi, juga membawa pengaruh negatif, seperti mudahnya akses ke konten yang tidak sesuai dengan usia dan norma. Hal ini dapat memengaruhi cara anak memandang etika dan moralitas, terutama jika tidak diawasi secara bijak oleh orang tua atau pendidik.
Etika dan moralitas siswa, khususnya dalam hal berkomunikasi, juga dirasakan oleh para guru dan orang lain di lingkungan sekolah. Sering kali, siswa berbicara dengan guru dengan sikap dan cara yang tidak mencerminkan hubungan atau kedudukan yang seharusnya antara siswa dan guru.
Seharusnya, seorang siswa yang memahami etika dan sopan santun perlu menunjukkan rasa hormat kepada gurunya. Namun, kenyataannya, banyak siswa berbicara kepada guru dengan intonasi suara yang keras, menjawab pertanyaan dengan sikap tidak sopan, dan terkadang bahkan meremehkan.
Perilaku seperti ini memberikan dampak negatif terhadap proses belajar-mengajar di kelas (Sialana, 2020). Tanpa pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), siswa mungkin tidak memperoleh pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi.
Kekurangan ini dapat mengarah pada perilaku yang tidak etis, seperti tidak menghargai perbedaan, kurang bertanggung jawab atas tindakan, dan rendahnya kepedulian terhadap sesama. Oleh karena itu, peran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sangat penting, terutama dalam menanamkan etika dan moralitas pada siswa usia remaja.
Apa Peran PPKn dalam Menanamkan Etika dan Moralitas?
Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan moralitas siswa usia remaja. Dimulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK sederajat, bahkan hingga perguruan tinggi, pendidikan PPKn tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian siswa sesuai nilai-nilai Pancasila.
Melalui pembelajaran ini, siswa didorong untuk memahami esensi nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, keadilan sosial, dan tanggung jawab sebagai warga negara. PPKn menjadi sarana efektif untuk menanamkan rasa cinta tanah air, sikap saling menghargai perbedaan, dan etika dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Secara keseluruhan, pembelajaran PPKn dari tingkat SD hingga perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai etika dan moralitas pada remaja. Dengan metode pembelajaran yang inovatif dan kontekstual, program ini berhasil memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perilaku siswa dalam berbagai aspek kehidupan mereka.