OPINI
27 November 2024
Penulis: Lina Marlina, S.Pd.,M.Pd, Dr. Akhirudin, M.Pd (Dosen Universitas Pamulang)
Peningkatan kualitas hidup bagi setiap individu dapat dicapai melalui Pendidikan, sebab di dalamnya terjadi suatu proses pengalihan pengetahuan, keterampilan, disertai dengan nilai-nilai kepada generasi muda. Hal tersebut memungkinkan setiap orang memiliki kompetensi, kemampuan analitis yang baik, mandiri, inovatif, dan siap menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Sejalan dengan pendapat Nurzaman (2021:2) dalam bukunya yang menyebutkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan setiap orang terlebih di era yang penuh dengan tantangan yang demikian cepat berubah dan sangat kompleks. Oleh karena itu, pendidikan menjadi pokok penting yang hendaknya dimiliki setiap orang.
Proses belajar mengajar menjadi indikator terpenting untuk menentukan tumbuh dan berkembangnya peserta didik, oleh karena itu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru seharusnya dilakukan dengan seefektif mungkin, dengan mendasarkan kepada atas situasi dan kondisi yang terjadi di dalam kelas dan mendorong agar sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya dapat memperhentikan lingkungan tersebut untuk mewujudkan pembelajaran yang bermutu.
Apa pentingnya Modul Ajar Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu teknik instruksional di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran dalam rangkah memenuhi kebutuhan peserta didik, kebutuhan tersebut antara lain terkait dengan pengetahuan awal, gaya belajar, serta minat dalam memahami mata pelajaran.
Adapun tujuan pembelajaran yang berdiferensiasi adalah untuk menciptakan suasana belajar dengan kesetaraan belajar bagi semua peserta didik, menjembatani kesenjangan belajar antara yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar. Materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda.
Guru dalam pembelajaran yang berdiferensiasi harus memperhatikan masing-masing karakteristik peserta didik menjadi suatu hal yang cukup krusial, sebab antar peserta didik memiliki minat, bakat, kemampuan, dan gaya belajar yang berbeda. Keberagaman ini lah yang seharusnya dapat dijadikan peluang bagi setiap pendidik untuk memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk berkembang secara lebih optimal. Pada perkembangan kuriklum mrdeka, memperhatikan karakteristik peserta didik termasuk dalam bentuk pendekatan yang terdiferensiasi.
Memperhatikan masing-masing karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik ketika belajar menjadi suatu tolak ukur dalam mencapai hasil yang optimal, sehingga diperlukan bentuk penyesuaian yang dapat mengakomodir masing-masing kebutuhan tersebut. Hal itu dapat diimplementasikan pada proses belajar mengajar yang lebih heterogen. Sebagaimana pandangan Sundayana dalam Hadiana (2023:4) dijelaskan bahwa kelas yang dibuat secara seragam merupakan salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan dan menjadi tugas dan tanggung jawab dari seorang guru yang harus ditunaikan.
Guru sebagai tokoh utama transfer pengetahuan di dalam kelas dituntut mampu menjawab permasalahan tersebut, tugas guru memang sangatlah kompleks dimulai pada tahapan perencanaan pembelajaran sampai pada tahapan refleksi proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Mengingat tahap perencanaan menjadi satu komponen penting tersebut, salah-satu peran yang dilakukan oleh guru umumnya adalah merancang proses belajar yang kiranya sesuai dengan peserta didik. Rancangan tersebut umumnya dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembeljaran atau yang saat ini dikenal dengan Modul Ajar. Modul ajar menjdi salah-satu modal penting bagi guru dalam mengajar, sebab di dalam modul ajar tersusun langkah-langkah yang sistematis yang seharusnya dikembangkan di dalam kelas guna mendukung capaian pengalaman belajar yang optimal bagi peserta didik.
Modul ajar dalam kurikulum merdeka dirancang dengan mengutamakan keterlibatan peserta didik ketika belajar. Merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik butuh keterampilan khusus yang mendalam tentang apa saja yang mnejadi objek penting yang harusnya diperhatikan.
Sama halnya dengan kondisi guru-guru di sekolah- sekolah baik di sekolah negeri atau swasta memilki permasalahan belajar dan belum menemukan metode atau konsep mengajar yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik data tersebut dapat dilihat dari rapor mutu pendidikan berdasarkan data informasi yang diperoleh dari Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menujukkan bahwa nilai mutu kualitas belajar sekolah tersebut termasuk dalam kategori cukup.
Permasalahan ini diperkirakan disebabkan oleh pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal sehingga permasalahan belajar hampir dialami oleh lebih dari 65% guru mengalami masalah belajar sehingga dapat disimpulkan sementara proses pembelajaran dalam kelas belum dilakukan dengan optimal.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat efektivitas proses belajar-mengajar. Tantangan-tantangan ini, yang meliputi keterbatasan pemahaman guru, sumber daya, beban kerja, hingga variasi kemampuan siswa, memerlukan perhatian khusus agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.